Senin, 15 September 2014

UTAMANYA SILATURAHMI

Sesungguhnya silaturahmi merupakan amal shalih
yang penuh berkah, dan memberikan kepada
pelakunya kebaikan di dunia dan akhirat,
menjadikannya diberkahi di manapun ia berada,
Allah swt memberikan berkah kepadanya di setiap
kondisi dan perbuatannya, baik yang segera
maupun yang tertunda. Keutamaannya sangat
banyak, profitnya melimpah, buahnya matang,
pohon-pohonnya baik yang memberikan
makanannya di setiap waktu dengan izin Rabb-
nya, diantara keutamaan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Silaturahmi merupakan sebagian dari
konsekuensi iman dan tanda-tandanya
dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw
bersabda:
” ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳُﺆْﻣِﻦُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻭَﺍْﻟﻴَﻮْﻡِ ﺍْﻵﺧِﺮِ ﻓَﻠْﻴُﻜْﺮِﻡْ ﺿَﻴْﻔَﻪُ , ﻭَﻣَﻦْ
ﻛَﺎﻥَ ﻳُﺆْﻣِﻦُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻭَﺍْﻟﻴَﻮْﻡِ ﺍْﻵﺧِﺮِ ﻓَﻠْﻴَﺼِﻞْ ﺭَﺣِﻤَﻪُ “
”Barang siapa yang beriman kepada Allah dan
hari akhir maka hendaklah ia memuliakan
tamunya, dan barangsiapa dan hari akhir maha
hendaklah ia menyambungyang beriman kepada
Allah hubungan silaturahmi”
2. Silaturahmi adalah penyebab bertambah umur
dan luas rizqi
 ia berkata: Aku mendengar Rasulullah dari Abu
Hurairah bersabda:
” ﻣَﻦْ ﺃَﺣَﺐَّ ﺃَﻥْ ﻳُﺒْﺴَﻂَ ﻟَﻪُ ﻓِﻰ ﺭِﺯْﻗِﻪِ ﻭَﻳُﻨْﺴَﺄَ ﻟَﻪُ ﻓِﻰ ﺃَﺛَﺮِﻩِ
ﻓَﻠْﻴَﺼِﻞْ ﺭَﺣِﻤَﻪُ “
“Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan
dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia
menyambung hubungan silaturahmi”
3. Silaturahmi menyebabkan adanya hubungan
Allah swt bagi orang yang menyambungnya
dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw
bersabda:
” ﺇَﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟْﺨَﻠْﻖَ ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﺫَﺍ ﻓَﺮَﻍَ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻗَﺎﻣَﺖِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻢُ
ﻓَﻘَﺎﻟَﺖْ : ﻫَﺬَﺍ ﻣَﻘَﺎﻡُ ﺍﻟْﻌَﺎﺋِﺬُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘَﻄِﻴْﻌَﺔِ. ﻗَﺎﻝَ : َﻧﻌَﻢْ , ﺃَﻣَﺎ
ﺗَﺮْﺿَﻴْﻦَ ﺃَﻥْ ﺃَﺻِﻞَ ﻣَﻦْ ﻭَﺻَﻠَﻚَ ﻭَﺃَﻗْﻄَﻊَ ﻣَﻦْ َﻗﻄَﻌَﻚَ؟ ﻗَﺎﻟَﺖْ :
ﺑَﻠَﻰ. ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﺬَﻟِﻚَ ﻟَﻚَ “
“Sesungguhnya Allah swt menciptakan selesai
dari (menciptakan) mereka, rahimmakhluk, hingga
apabila Dia berdiri seraya berkata: ini adalah
kedudukan orang yang berlindung berfirman:
“Benar, apakah engkau ridhadengan-Mu dari
memutuskan. Dia jika Aku menyambung orang
yang menyambung engkau dan memutuskan
orang berfirman: “Itulahyang memutuskan
engkau?” Ia menjawab: iya. Dia untukmu”
Dan dalam satu riwayat al-Bukhari:
” ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﻣَﻦْ ﻭَﺻَﻠَﻚَ ﻭَﺻَﻠْﺘُﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻗَﻄَﻌَﻚَ
ﻗَﻄَﻌْﺘُﻪُ “
“Allah swt berfirman: “Barangsiapa yang
menyambung engkau niscaya Aku
menyambungnya dan barangsiapa yang
memutuskan engkau niscaya Aku
memutuskannya”
4. Silaturahmi merupakan salah satu penyebab
utama masuk surga dan jauh dari neraka
dari Abu Ayyub al-Anshari ra, sesungguhnya
seorang laki-laki berkata: Ya Rasulullah,
ceritakanlah kepadaku amalan yang memasukkan
aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari
neraka. Maka Nabi saw bersabda:
” ﺗَﻌْﺒُﺪُ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻻَ ﺗُﺸْﺮِﻙُ ﺑِﻪِ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﺗُﻘِﻴْﻢُ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓَ ﻭَﺗُﺆْﺗِﻲَ
ﺍﻟﺰَّﻛَﺎﺓَ ﻭَﺗَﺼِﻞُ ﺍﻟﺮَّﺣِﻢَ “
“Engkau menyembah Allah swt dan tidak
menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali
silaturahmi” (HR Bukhari dan Muslim)
Dan dalam satu riwayat:
” ﺇِﻥْ ﺗَﻤَﺴَّﻚَ ﺑِﻤَﺎ ﺃَﻣَﺮْﺗُﻪُ ﺑِﻪِ ﺩﺧَﻞَ َﺍﻟْﺠَّﻨََّﺔَ “
“Jika dia berpegang dengan apa yang
Kuperintahkan kepadanya niscaya ia masuk
surga.”
5. Silaturahmi merupakan ketaatan kepada Allah
swt dan ibadah besar, serta petunjuk takutnya
hamba kepada Rabb-Nya, sehingga ia
menyambung tali silaturahmi tatkala Allah swt
menyuruh untuk disambung
Allah swt berfirman:
ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺼِﻠُﻮﻥَ ﻣَﺂﺃَﻣَﺮَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺑِﻪِ ﺃَﻥ ﻳُﻮﺻَﻞَ ﻭَﻳَﺨﺸَﻮْﻥَ ﺭَﺑَّﻬُﻢْ
ﻭَﻳَﺨَﺎﻓُﻮﻥَ ﺳُﻮﺀَ ﺍﻟْﺤِﺴَﺎﺏِ
“dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa
yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan
mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada
hisab yang buruk” (QS. Ar-Ra’d :21)
6. Sesungguhnya ganjaran silaturahmi lebih besar
dari pada memerdekakan budak
dari Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits
radhiyallahu ‘anha, bahwasanya dia
memerdekakan budak yang dimilikinya dan tidak
memberi kabar kepada Nabi saw sebelumnya,
maka tatkala pada hari yang menjadi gilirannya,
ia berkata: Apakah engkau merasa wahai
Rasulullah bahwa sesungguhnya aku telah
memerdekakan budak (perempuan) milikku?
Beliau bertanya: “Apakah sudah engkau lakukan?”
Dia menjawab: Ya. Beliau bersabda:
” ﺃَﻣّﺎ ﺇِﻧَّﻚِ ﻟَﻮْ ﺃَﻋْﻄَﻴﺘِﻬَﺎ ﺃَﺧْﻮَﺍﻟَﻚِ ﻛَﺎﻥَ ﺃَﻋْﻈَﻢَ ِﻷَﺟْﺮِﻙِ “
“Adapun jika engkau memberikannya kepada
paman-pamanmu niscaya lebih besar pahalanya
untukmu.”
7. Di antara besarnya ganjaran silaturahmi,
sesungguhnya sedekah terhadap keluarga sendiri
tidak seperti sedekah terhadap orang lain
dari Salman bin ‘Amir ra, dari Nabi saw beliau
bersabda:
” ﺍﻟﺼَّﺪَﻗَﺔُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤِﺴْﻜِﻴْﻦِ ﺻَﺪَﻗَﺔٌ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺫِﻱ ﺍﻟﺮَّﺣِﻢِ ﺍﺛْﻨَﺘَﺎﻥِ :
ﺻَﺪَﻗَﺔٌ ﻭَﺻِﻠَﺔٌ “
“Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah
dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua
pahala: sedekah dan silaturahmi.” (HR Tirmidzi)
demikian pula dengan hadits Zainab ats-
Tsaqafiyah radhiyallahu ‘anha, istri Abdullah bin
Mas’ud ra, ketika ia pergi dan bertanya kepada
Nabi saw: Apakah boleh dia bersedekah kepada
suaminya dan anak-anak yatim yang ada dalam
asuhannya? Maka Nabi saw bersabda:
” ﻟَﻬَﺎ ﺃَﺟْﺮَﺍﻥِ : ﺃَﺟْﺮُ ﺍﻟْﻘَﺮَﺍﺑَﺔِ ﻭَﺃَﺟْﺮُ ﺍﻟﺼَّﺪَﻗَﺔِ “
“Untuknya dua pahala, pahala kekeluargaan dan
pahala sedekah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Wahai saudaraku sesama Islam: termasuk hak
keluarga dan kerabatmu adalah dengan engkau
mengunjungi yang sakit dari mereka, membantu
yang fakir, memperhatikan yang membutuhkan
dari mereka, mengasihi yang kecil, membantu
anak yatim, menghormati yang besar, dan engkau
memberikan kepada mereka dengan kebaikanmu
sebelum kepada selain mereka, engkau
memberikan senyum kepada mereka saat
bertemu, lembut berkata-kata bersama mereka,
berbuat baik dalam berhubungan dengan mereka,
dalam arti saling mengunjungi, saling memberi
hadiah dan salam, serta saling mendo’akan.
Wahai saudaraku, perkara ini tidak berhenti hanya
sampai di sini, tetapi engkau harus menyambung
hubungan dengan mereka, sekalipun mereka
bersikap kaku dan memutuskan hubungan, engkau
harus tetap bersikap santun kepada mereka,
sekalipun mereka bodoh dan jahil, dengan
demikian engkau telah melebihi mereka beberapa
derajat di sisi Allah swt, karena begitu banyaknya
kebaikanmu dan buruknya sikap mereka, serta
jahatnya perilaku mereka bersamamu.
Berbuat baiklah kepada manusia niscaya engkau
dapatkan hatinya
Sering kali manusia menjadi budak hanya karena
perbuatan baik.
Imam Muslim dan Imam Ahmad rahimahumallah
meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata:
Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw seraya
berkata: Ya Rasulullah, sesungguhnya aku
memiliki kerabat yang terus kusambung hubungan
dengan mereka sedangkan mereka
memutuskannya, aku berbuat baik kepada mereka
dan mereka berbuat jahat kepadaku, serta mereka
bersikap bodoh kepadaku sedangkan aku selalu
bersikap santun kepada mereka, Beliau bersabda:
” ﻟَﺌِﻦْ ﻛُﻨْﺖَ ﻛَﻤَﺎ ﻗُﻠْﺖَ , ﻓَﻜَﺄَﻧَّﻤَﺎ ﺗُﺴِﻔُّﻬُﻢُ ﺍﻟْﻤَﻞَّ , ﻭَﻻَﻳَﺰَﺍﻝُ ﻣَﻌَﻚَ
ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻇَﻬِﻴْﺮٌ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻣَﺎﺩُﻣْﺖَ ﻋَﻠَﻰ ﺫﻟِﻚَ “
“Jika engkau benar-benar seperti yang engkau
katakan, maka seolah-olah engkau menaburkan
bara panas di wajah mereka, dan senantiasa
kemenangan dari Allah swt menyertaimu terhadap
mereka, selama engkau tetap seperti itu.” (HR
Muslim)
Wahai saudara yang mulia: sebagian manusia
tidak menyambung hubungan dengan kerabatnya
kecuali apabila mereka menyambungnya, ini pada
hakekatnya bukan menyambung tali silaturahmi,
sesungguhnya hal tersebut hanyalah membalas
jasa saja, karena sesungguhnya muru`ah dan
fitrah yang sehat menuntut untuk membalas jasa
kepada orang yang berbuat baik kepadamu, sama
saja ia termasuk kerabatmu atau bukan. Dari
Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash ra dari Nabi saw
beliau bersabda:
” ﻟَﻴْﺲَ ﺍﻟْﻮَﺍﺻِﻞُ ﺑِﺎﻟْﻤُﻜَﺎﻓِﺊِ ﻭَﻟﻜِﻦَّ ﺍﻟْﻮَﺍﺻِﻞَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺇِﺫَﺍ ﻗُﻄِﻌَﺖْ
ﺭَﺣِﻤُﻪُ ﻭَﺻَﻠَﻬَﺎ “
“Orang yang menyambung (tali silaturahmi)
bukanlah orang yang membalas jasa, akan tetapi
orang yang menyambung (tali silaturahmi) adalah
yang apabila diputuskan hubungan
(silatarrahim)nya, ia menyambungnya” (HR
Bukhari, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dan dari ‘Uqbah bin ‘Amir ra aku berkata: Ya
Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang
amalan yang utama, maka beliau bersabda:
” ﺻِﻞْ ﻣَﻦْ ﻗَﻄَﻌَﻚَ ﻭَﺃَﻋْﻂِ ﻣَﻦْ ﺣَﺮَﻣَﻚَ ﻭَﺃَﻋْﺮِﺽْ ﻋَﻤَّﻦْ ﻇَﻠَﻤَﻚَ

“Sambunglah orang yang memutuskan (hubungan
dengan)mu, berilah kepada orang yang tidak
memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang
yang berbuat zalim kepadamu” (HR Ahmad)
Wahai saudaraku, sesungguhnya termasuk dari
silaturahmi adalah engkau mengampuni
kesalahan orang lain, dan menutupi kekeliruan.
Tiada akal sehat, keutamaan, dan kecerdasan
kecuali engkau menyambung tali silaturahmi
kepada orang yang telah memutuskan, memberi
kepada orang yang tidak pernah memberi
kepadamu, memaafkan kepada orang yang
berbuat zalim kepadamu, dan bersikap santun
kepada yang bodoh terhadapmu. Maka akan
semakin bertambah kecerdasan, membesar
keutamaan, dan meninggi jiwa ketika engkau
berbaik sangka (husnuz zhan) dengan mereka,
dan melihat pada kekeliruan mereka dengan
pandangan orang yang mulia lagi toleran.
Hendaklah kita bertaqwa kepada Allah swt, takut
terhadap murka dan siksa-Nya, dan hendaklah
kita menyambung silaturahmi kita, Firman Allah
swt:
ﻭَﺃُﻭْﻟُﻮﺍ ﺍْﻷَﺭْﺣَﺎﻡِ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﺃَﻭْﻟَﻰ ﺑِﺒَﻌْﺾٍ ﻓِﻲ  ﻛِﺘَﺎﺏِ ﺍﻟﻠﻪِ
“Dan orang-orang yang mempunyai hubungan
darah satu sama lain lebih berhak (waris
mewarisi) di dalam Kitab Allah” (QS. Al-Ahzab: 6)
Sesungguhnya memutuskan tali silaturahmi
merupakan dosa besar yang Allah memberikan
ancaman kepada pelakunya dengan berbagai
siksaan dan hukuman, baik di dunia maupun di
akhirat. Bagaimana tidak, padahal Rasulullah
telah bersabda:
” ﺍَﻟﺮَّﺣِﻢُ ﻣُﻌَﻠَّﻘَﺔٌ ﺑِﺎﻟْﻌَﺮْﺵِ ﺗَﻘُﻮْﻝُ : ﻣَﻦْ ﻭَﺻَﻠَﻨِﻲ ﻭَﺻَﻠَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻭَﻣَﻦْ ﻗَﻄَﻌَﻨِﻲ ﻗَﻄَﻌَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ “
“Rahim bergantung di Arys seraya berkata:
Barangsiapa yang menyambung hubunganku
niscaya Allah swtmenyambungnya, dan
barangsiapa yang memutuskan aku niscaya Allah
swt memutuskan hubungan dengannya” (HR
Bukhari dan Muslim)
Maka orang yang memutuskan tali silaturahmi
terputus dari Allah swt, dan siapa yang Allah swt
putuskan hubungan dengannya, maka kebaikan
apakah yang bisa diharapkannya, dan keburukan
apakah yang ia bisa aman darinya, baik di dunia
maupun di akhirat selama ia masih memutuskan
tali silaturahmi? Dari Abu Bakrah radari Nabi saw
beliau bersabda:
” ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺐٍ ﺃَﺣْﺮَﻯ ﺃَﻥْ ﻳُﻌَﺠِّﻞَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻟِﺼَﺎﺣِﺒِﻪِ ﺍﻟْﻌُﻘُﻮْﺑَﺔَ ﻓِﻲ
ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻣَﻊَ ﻣَﺎ ﻳُﺪَّﺧَﺮُ ﻟَﻪُ ﻓِﻲ ﺍْﻵﺧِﺮَﺓِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺒَﻐْﻲِ ﻭَﻗَﻄِﻴْﻌَﺔِ
ﺍﻟﺮَّﺣِﻢِ “
“Tidak ada dosa yang Allah swt lebih percepat
siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang
tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan
zalim dan memutuskan tali silaturahmi” (HR
Tirmidzi)
Saudaraku yang mulia: apabila hal itu sudah
diketahui, maka ketahuilah, sesungguhnya
memutuskan hubungan silaturahmi –semoga
Allah swt melindungi kita semua- termasuk
penyebab terhapusnya hati, butanya mata hati,
dan terhalang dari mendapatkan ilmu yang
bermanfaat, bahkan terhalang dari mendapat
semua kebaikan, kehidupan orang yang
memutuskan silaturahmi akan menjadi susah,
tidak ada yang menyukai dan menyebutnya, dan
apabila ia disebut orang, maka dengan
pembicaraan yang buruk dan sifat yang jelek.
Dikarenakan memutus silaturahmi termasuk
kerusakan di muka bumi, maka telah memutuskan
kepada pelakunya dengan mendapat kutukan
danAllah hukuman yang segera (di dunia) dan
tertunda (di akhirat), Firman Allah swr:
” ﻓَﻬَﻞْ ﻋَﺴَﻴْﺘُﻢْ ﺇِﻥ ﺗَﻮَﻟَّﻴْﺘُﻢْ ﺃَﻥ ﺗُﻔْﺴِﺪُﻭﺍ ﻓِﻲ ﺍْﻷَﺭْﺽِ
ﻭَﺗُﻘَﻄِّﻌُﻮﺍ ﺃَﺭْﺣَﺎﻣَﻜُﻢْ ﺃُﻭْﻟَﺌِﻚَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻟَﻌَﻨَﻬُﻢُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﺄَﺻَﻤَّﻬُﻢْ
ﻭَﺃَﻋْﻤَﻰ ﺃَﺑْﺼَﺎﺭَﻫُﻢْ “
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu
akan membuat kerusakan dimuka bumi dan
memutuskan hubungan kekeluargaan Mereka
itulah orang-orang yang dila’nati Allah dan
ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya
penglihatan mereka” (QS. Muhammad :22-23)
Dan firman Allah swt:
” ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﻨﻘُﻀُﻮﻥَ ﻋَﻬْﺪَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻣِﻦ ﺑَﻌْﺪِ ﻣِﻴﺜَﺎﻗِﻪِ ﻭَﻳَﻘْﻄَﻌُﻮﻥَ ﻣَﺂ
ﺃَﻣَﺮَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺑِﻪِ ﺃَﻥ ﻳُﻮﺻَﻞَ ﻭَﻳُﻔْﺴِﺪُﻭﻥَ ﻓِﻲ ﺍْﻷَﺭْﺽِ ﺃُﻭْﻟَﺌِﻚَ ﻟَﻬُﻢُ
ﺍﻟْﻠَّﻌْﻨَﺔُ ﻭَﻟَﻬُﻢْ ﺳُﻮﺀُ ﺍﻟﺪَّﺍﺭِ “
“Orang-orang yang merusak janji Allah setelah
diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-
apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan
dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang
itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka
tempat kediaman yang buruk (jahannam)” (QS.
Ar-Ra’d:25)
Dan diriwayatkan dari Nabi saw, sesungguhnya
beliau bersabda:
” ﺇِﺫَﺍ ﻇَﻬَﺮَ ﺍﻟْﻘَﻮْﻝُ ﻭَﺧﺰﻥ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞُ ﻭَﺍﺋْﺘَﻠَﻔَﺖِ ﺍْﻷَﻟْﺴُﻦُ
ﻭَﺗَﺒَﺎﻏَﻀَﺖِْ ﺍﻟْﻘُﻠُﻮْﺏُ ﻭَﻗَﻄَﻊَ ﻛُﻞُّ ﺫِﻱ ﺭَﺣِﻢٍ ﺭَﺣِﻤَﻪُ ﻓَﻌِﻨْﺪَ ﺫﻟِﻚَ
ﻟَﻌَﻨَﻬُﻢُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﺄَﺻَﻤَّﻬُﻢْ ﻭَﺃَﻋْﻤَﻰ ﺃَﺑْﺼَﺎﺭَﻫُﻢْ “
“Apabila nampak ucapan dan tersimpan amal
ibadah, kesepakatan nampak di lidah dan hati
saling membenci, serta setiap orang yang
mempunyai keluarga memutuskannya, maka
ketika itulah Allah saw mengutuk mereka,
menulikan mereka, dan membutakan mata
mereka” (HR Thabrani)
Dan diriwayatkan bahwa orang yang memutuskan
tali silaturahmi, amalannya tidak akan diterima,
dari Abu Hurairah ra ia berkata: Aku mendengar
Rasulullah saw bersabda:
” ﺇِﻥَّ ﺃَﻋْﻤَﺎﻝَ ﺑَﻨِﻲ ﺁﺩَﻡَ ﺗُﻌْﺮَﺽُ ﻛُﻞَّ ﺧَﻤِﻴْﺲٍ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻓَﻼَ
ﻳُﻘْﺒَﻞُ ﻋَﻤَﻞُ ﻗَﺎﻃِﻊِ ﺭَﺣِﻢٍ “
“Sesungguhnya amal ibadah manusia
diperlihatkan setiap hari Kamis malam Jum’at,
maka tidak diterima amal ibadah orang yang
memutuskan hubungan silaturahmi” (HR Ahmad)
Tahukah engkau, wahai saudaraku yang mulia,
tentang kerugian orang yang memutuskan
hubungan tali silaturahmi, oleh karena itu
janganlah engkau termasuk dari mereka,
bahwasanya orang yang memutuskan silaturahmi
membawa dirinya untuk tidak dikabulkan doanya.
Diriwayatkan bahwa Ibnu Mas’ud ra pada suatu
hari duduk setelah Subuh dalam sebuah halqah,
lalu berkata: Aku meminta kepada orang yang
memutuskan silaturahmi agar berdiri
meninggalkan kami, karena kami ingin berdoa
kepada Rabb dan bahwasanya pintu langit akan
tertutup dikarenakan oleh orang yang
memutuskan silaturahmi.
Maka janganlah engkau membawa dirimu, wahai
miskin, sehingga doamu ditolak tatkala berdoa
kepada Allah saw. Orang yang memutuskan tali
silaturahmi juga membuat sial masyarakat yang
dia tinggal padanya, dari Abdullah bin Abi Aufa ra,
ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda:
” ﻻَ ﺗَﻨْﺰِﻝُ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﺔُ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﻮْﻡٍ ﻓِﻴْﻬِﻢْ ﻗَﺎﻃِﻊُ ﺭَﺣِﻢٍ “
“Rahmat tidak akan turun kepada kaum yang
padanya terdapat orang yang memutuskan tali
silaturahmi” (HR Muslim)
Dan orang yang memutuskan tali silaturahmi
terancam tidak bisa masuk surga, dari Abu
Muhammad Jubair bin Muth’im ra, dari Nabi saw
beliau bersabda:
” ﻻَ ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻗَﺎﻃِﻊٌ “
“Tidak akan masuk surga orang yang
memutuskan (silaturahmi)” (HR Bukhari dan
Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon kritik & saranya lur